MIFUNEW — Senin (07/1/2019)
bertempat di Halaman Madrasah Ibtidaiyah Fathul Ulum
Sumberjokidul, Madrasah Ibtidaiyah
Fathul Ulum Sumberjokidul mengadakan
Parents Gathering. Parents
Gathering ini mengangkat
tema Pola Asuh Ramah Otak Menuju Sekolah Ramah Anak
dengan menghadirkan pembicara Bunda Bekti Prastyani,
S.Pd. selaku fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak
Dalam acara tersebut juga hadir Ibu Hj. Luluk Mahbubah,
S.Pd, M.Pd.I selaku pengawas Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Bojonegoro. Dalam sambutannya beliau menyampaikan selamat atas terlaksanya
Parenting yang dilaksanakan di MIFU Sumberjokidul, selaku jadilah lembaga yang
kreatif dan inofatif serta bisa mejadi pelopor bagi madrasah lain.
Kegiatan tersebut diikuti oleh kurang lebih 150 orang wali
murid, hadir juga dari unsur pengurus BP3MNU Fathul Ulum, komite madrasah dan
tokoh masyarakat, dalam kegiatan tersebut terlihat antusias para peserta
parenting dalam mengikuti materi. Mereka berharap parenting yang akan datang
yang diundang dan dihadirkan tidak habya salah satu wali murid, tetapi dari unsur kedua orang tua/wali (ayah dan ibu)
sekalian, agar mereka bisa bersama-sama mebimbing putra-putrinya.
Menurut bunda Bekti, Parenting
ini merupakan sarana komunikasi yang diusahakan madrasah
untuk menggalang kerjasama yang baik antar guru dan orangtua. Tujuannya, agar
semua pihak dapat bersinergi dengan baik dalam mendidik anak. Karena,
pendidikan itu tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di rumah.
Dalam kegiatan tersebubut beliaua (bunda bekti )
menjelaskan setidaknya ada sembilan pilar karakter yang bisa dijadikan panduan
bagi orang tua untuk membentuk kepribadian anak yang cerdas, bermoral, dan
unggul.
Sembilan pilar itu adalah:
pertama, cinta kepada Allah SWT dan semesta
beserta isinya. Hal ini bisa diwujudkan dengan sering mengajak anak bepergian ke alam
bebas sambil menerangkan dan menjelaskan seluruh benda-benda yang ada di alam.
Pastikan juga anak mengerti kalau semua benda-benda itu
ada yang menciptakan dan mengatur keadaan mereka, yaitu Allah SWT.
Pilar kedua, menumbuhkan rasa tanggung jawab,
kedisiplinan, dan kemandirian. Cara pendidikan ini tidak perlu seperti pendidikan militer
yang diterapkan dengan keras dan penuh paksaan. "Biarkan anak memahami
sifat-sifat dari hal-hal yang kecil, seperti membereskan mainan mereka sendiri
setelah selesai digunakan atau belajar sikat gigi sendiri sejak kecil,"
ujar Bunda Bekti.

Pilar kelima yaitu kasih sayang, kepedulian,
dan kerja sama. Bisa dirangsang dengan bermain bersama-sama anggota
keluarga dengan model permainan membangun bangunan pasir atau membuat
rumah-rumahan dari mainan plastik.
Pilar keenam melingkupi percaya diri, kreatif,
kerja keras, dan pantang menyerah. Implementasi aspek ini bisa dikembangkan
dengan permainan yang dilakukan seperti membentuk karakter pada pilar kelima.
Pilar selanjutnya adalah keadilan dan
kepemimpinan. Bisa juga diajarkan melalui membaca atau dibacakan cerita-cerita para raja
dan para nabi yang mencerminkan sikap adil dalam memimpin.
Pilar kedelapan dan kesembilan, yaitu sikap
baik dan rendah hati serta toleransi, cinta damai, dan persatuan, dapat dipatrikan kepada anak melalui kegiatan
bersifat kompetitif dan kreatif yang mengajarkan anak bersikap sportif terhadap
apa pun hasil kegiatan tersebut.

Menurut kepala madrasah Masyhudi, S.Pd.SD kegiatan
parenting ini merupakan kegiatan parenting yang kedua, pihak madrasah
berkomitmen akan mengadakan kegiatan ini setiap tahun, karena pada dasarkan
kesuksesan pendidikan siswa itu dipengaruhi tiga hal yaitu madrasah (guru),
orang tua dan lingkungan(masyarakat). Sehingga agar tujuan tersebut tercapai
perlu juga pemberian pembelajaran bagi wali murid yakni melalui kegiatan
parentin ini. (Hd)
0 Komentar